Ayahnya Liu Tian Jun, kemudian memberi nama Zhang Sheng yang berarti �Tumbuh Subur�. Liu Zhang Sheng tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas. Pada usia tiga tahun ia sudah dapat membawakan sajak dan membuat syair.
Di taman keluarga Liu (Law � Hokkian) itu terdapat pohon yang besar dan tinggi serta memancarkan cahaya yang berkilauan. Ternyata disitu bersemayam Duo BAo Fo (To Po Hud � Hokkian) atau Buddha Praburatna Tathagata. Sang Buddha melihat Liu Zhang Sheng begitu tekun bersembahyang di bawah pohon itu, begitu tulus memujanya, sehingga ia merasa kasihan dan meninggalkan pohon itu. Sepeninggal Duo Bao Fo maka pohon itu menjadi kering dan cahayanya lenyap. Liu Zhang Sheng sangat sedih melihat pohon kesayangannya layu.
Duo Bao Fo lalu muncul dihadapannya dan menjelaskan mengapa pohon itu bersinar berkilau-kilauan tapi sekarang layu. Zhang Sheng menyatakan ingin ikut sang Buddha pergi ke istana langit. Sang Buddha menyanggupi, tapi orang tuanya tidak mengijinkan. Liu Zhang Sheng memaksa. Diantara ratap tangis orang tuanya, dia ikut Duo Bao Fo terbang kelangit. Oleh sang Buddha dia diantar ke San Qing Tian (Sam Tjeng Tian � Hokkian yang berarti istana tiga kesucian) tempat kediaman Miao le Tian-zun seorang tokoh agama Dao(Tao). Setelah mengetahui keinginan Liu Zhang Sheng yaitu ingin menjadi Dewa, Miao Le mengatakan bahwa untuk menjadi dewa, ia harus lahir di dunia kembali, untuk bertapa dan mengalami berbagai kesukaran dan cobaan, serta tahan menderita. Lalu Miao Le menambahkan �sebagai manusia kau harus menghilangkan pikiran yang bukan-bukan, kalau ingin berhasil. Sekali berbuat kesalahan, kau akan gagal�.
Kembali Liu Zhang SHeng menitis ke dunia, kali ini menjadi seorang putra raja yang bernama Xuan Ming. Karena kegagahannya Xuan Ming akhirnya diangkat menggantikan ayahnya yang wafat dan menjadi raja di negeri itu. Pada suatu hari Miao Le Tian Zun datang dan mendidiknya memahami masalah kedewaan. Di bawah asuhan Miao Le, ia lalu meninggalkan segala kemewahan dunia sebagai raja dan mengikuti Miao Le pergi ke gunung untuk bertapa. Di gunung Feng Lai Shan (Hong Lay San � Hokkian) mereka mendirikan gubuk dan tinggal disana sambil mempelajari kitab-kitab suci dan ajaran-ajaran Dao.
Sudah bertahun-tahun Xuan Ming bertapa, maka suatu hari Miao Le Tian Zun (Biauw Lok Thian Cun � Hokkian) berniat mengujinya. Disuruhnya Xuan Ming turun gunung untuk membeli buah tao, Miao Le menyamar menjadi seorang wanita desa yang cantik dan mencegatnya sambil menawarkan buah persik dengan harga luar biasa mahalnya yaitu 1.000 tael emas sebuah. Tapi bila Xuan Ming mau memperistrikannya, maka buah persik tersebut diberikannya dengan gratis. Xuan Ming terpaksa mengabulkan permintaannya dengan syarat �Aku adalah seorang pertapa, dalam hidup ini memperistrimu adalah tidak mungkin, hanya pada penitisan yang akan datang aku bersedia mengawinimu�. Si wanita dengan tersenyum menjawab, � Dalam penitisan yang akan datang tidaklah menjadi soal, yang penting adalah kesanggupanmu. Sekarang terimalah buah ini�. Tiba-tiba wanita itu lenyap dan Miao Le Tian Zun muncul di hadapannya dengan wajah gusar �Engkau menginginkan seorang wanita berarti kau masih terikat pada keduniawian, karena itu untuk mencapai kedewaan pada saat ini adalah mustahil, kau harus menitis kembali ke dunia�. Xuan Ming menangis menyesali perbuatan dan kecerobohannya.
Akhirnya dengan diantar oleh Miao Le, Xuan Ming menitis kembali lagi ke dunia negeri Jing Luo Guo (Ceng Lok Kok � Hokkian) sebagai putera raja yang bernama Xuan Yuan Tai Zi.
Ketika berusia 15 tahun, dalam suatu keramaian pada perayaan Yuan Xiao (Goan Siauw � Hokkian, Capgome), Xuan Yuan menjadi dingin hatinya melihat banyaknya kesengsaraan dan kekerasan di masyarakat. Dilihatnya orang berkelahi karena berebut wanita, seorang penjambret dihajar oleh massa sampai babak belur, orang kaya dengan segala kemewahannya berpesta pora, sedang di jalan-jalan orang miskin mati kelaparan. Ini semua menggugah keinginannya untuk menjadi dewa dengan meninggalkan keduniawian, seperti pada penitisan yang lalu. Mendengar keinginannya ini raja sangat marah. Xuan Yuan dijebloskan dalam penjara. Pada saat ia dalam penjara itulah Miao Le Tian Zun datang menolongnya dan membawanya ke gunung Wu Dang Shan (Bu Ton San � Hokkian).
Di sana ia melanjutkan tapanya untuk menjadi dewa. Berkali-kali ayahnya menyuruh orang untuk meminta dia pulang, tapi tekadnya tetap teguh, ayahnya tidak dapat berbuat apa-apa. Setelah 20 tahun bertapa, Miao Le diam-diam menyuruh malaikat penguasa gunung Wu Dang, untuk mengujinya. Sang malaikat menyaru sebagai seorang wanita cantik yang mencoba dengan berbagai cara untuk merayu Xuan Yuan. Xuan Yuan kehabisan akal untuk menolaknya, ia lalu bangkit dari meditasinya dan meninggalkan tempat itu. Di kaki gunung ia melihat seorang wanita tua mengasah sebatang besi di atas batu.
Ketika Xuan Yuan bertanya apa maksudnya mengasah besi, nenek itu menjawab dia sedang membuat jarum untuk cucunya. Xuan Yuan termenung mendengar ucapan nenek, ia sadar akan makna yang terkandung dalamnya. Dengan teguhnya hati, besi batangan pun dapat digosok menjadi jarum. Xuan Yuan lalu kembali menjalankan tapanya dengan tekun, setelah berhasil mengatasi berbagai godaan. 20 tahun kemudian Miao Le menjemputnya dan naik ke langit untuk bertemu dengan Yu Huang Shang Di (Giok Hong Sian Tee � Hokkian). Yu Huang lalu berfirman dan mengangkat Xuan Yuan menjadi dewa dengan gelar Xuan Tian Shang Di dan berkuasa di sebelah utara dan bertugas memerangi kejahatan serta menangkap siluman dan iblis yang mengacau dunia.
Selanjutnya dikisahkan Xuan Tian Shang Di turun ke bumi menaklukan berbagai siluman, antara lain siluman ular dan siluman kura-kura, yang kemudian menjadi pengikutnya. Disamping itu seorang tokoh dunia gelap Zhao Gong Ming (Tio Kong Bing � Hokkian) juga ditaklukkan dan menjadi pengawalnya, sebagai pembawa bendera berwarna hitam.
Dalam kisah ini, kura-kura dan ular yang merupakan lambang Dewa Utara (Xuan Wu) sengaja dipersonofikasikan sebagai manusia untuk lebih menonjolkan Zhen Wu. Akhirnya kisah ini dihubungkan dengan sejarah dinasti Ming dimana diceritakan bagaiman Zhen Wu atau Xuan Tian Shang Di membantu Zhu Yuang Zhang mengalahkan kerajaan Yuan (Mongol).
RENUNGAN:
Cerita ini memberikan masukan terhadap Qta bahwa Qta harus tekun dan sabar dalam menghadapi roda-roda kehidupan yang keras selalulah bersyukur apa yang telah Qta dapati hari ini.