Lalu istri Cai Shen tergerak hatinya untuk membantu memberi rezeki kepada sang pengemis itu, namun kekuasaan memberikan rezeki ada di tangan suami. Untuk itu sang istri meminta Cai Shen agar mau berbaik hati membantu si pengemis. Tapi Cai Shen tetap pada pendiriannya tidak ingin membantu si pengemis itu karena hal itu akan membuatnya menjadi semakin bertambah malas. Akhirnya istri Cai Shen memutuskan mengambil antingnya dan dilemparkannya kepada pengemis itu. Melihat ada anting emas yang jatuh di altar, pengemis itu merasa dewa rezeki mengabulkan permintaannya dan berterimakasih.
Kemudian terbelalaklah mata Cai Shen melihat anting pemberiannya ketika melamar istrinya dilempar begitu saja kepada pengemis pemalas itu. Sedangkan si pengemis itu langsung menjual anting itu bukan untuk modal usaha namun malah untuk berfoya-foya sampai uang hasil penjualan anting itu habis hingga akhirnya si pengemis pun kembali mengemis di jalanan dan mengulangi sembahyangnya di kuil memohon rezeki kembali kepada Cai Shen.
Mengetahui hal itu Cai Shen marah besar hingga akhirnya mengusir sang istri dari altar. Sejak itulah tidak ada lagi orang malas memohon kepada Cai Shen bisa menjadi kaya raya. Cai Shen hanya membantu mereka yang rajin berusaha.
RENUNGAN:
Ada pesan yang ingin saya sampaikan dari cerita tersebut. Meskipun sobat bukan orang Tionghoa atau tidak mempercayai kepercayaan orang Tionghoa, namun cerita seperti di atas sebenarnya juga terdapat dalam kepercayaan Islam, Hindu, Kristen, dan banyak lainnya. Intinya, jangan hanya meminta-minta apalagi bermalas-malasan selagi kita masih dapat berusaha. Berbahagialah sobat yang sudah memulai usaha meski usia masih muda, karena rezeki juga pasti akan mendatangi mereka yang rajin berusaha. (From StudentPreneur)