oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 18 Oktober 2010 jam 21:59
Pras, tersentak kaget yang amat luar biasa mendengar ungkapan istrinya yang sangat dicintainya itu.
“Tidak sayang, jangan ngaco ah…., nanti Allah mendengar apa yang kau ucapkan itu, sebuah ucapan terkadang menjadi sebuah doa lho !” jawab Pras agak tergagap, karena masih terkaget.
******
Waktu begitu terlalu lama berputar bagi Andini, karena ia hanya merasakan kejenuhan dari rutinitas yang monoton, tanpa kehangatan dari buah hati yang sangat diharapkannya hadir ditengah –tengah keluargannya. Yang akan mengisi kebahagiaan dan menghibur disaat rasa lelah dari fisik dan pikiran , merasakan menjadi seorang istri dan ibu yang sejati bagi suaminya. Walau ia sadar betul semua sudah kehendak Ilahi yang tak mampu ditawar lagi.
Hampir delapan tahun berumah tangga, tapi kehadiran sang buah hati belum juga ada pertanda sedikitpun akan hadir dalam keluarganya itu. Segala cara untuk mendapatkannya dengan ikhtiar berobat kedokter terbagus dan alternatifpun sudah dilakukannya. Keadaan Andini dan Pras baik-baik saja tidak ada kelainan apapun dalam diri mereka berdua, jadi peluang untuk hamil sangat besar. Tapi Andini sebagai seorang istri ada rasa yang mengganggu pikirannya, kekhawatiran begitu menyelimutinya. Ada rasa takut suaminya tak mencintainya lagi. Dan, akhirnya dengan sangat berat hati ia memutuskan untuk merelakan sang suami memilih wanita lain untuk dijadikan istri keduanya, hanya sekedar untuk mendapatkan keturunan dan membahagiakan sang suami tercinta.
*********
Semua ungkapan Andini tentang permohonan nya agar suaminya menikah lagi, kini sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapinya. Selang beberapa waktu bergulir, Subhanallah….Andinipun hamil ! dan bersamaan itu pula dengan sang madupun hamil, hanya berbeda bulan saja.
Penyesalan begitu menyayat Andini, sedangkan Pras dan istri mudanya terlanjur saling mencintai. Dan kehamilan telah mengikat cinta suami dan madunya bertambah erat.
Andini hanya mampu menahan segala rasa , karena semua adalah tindakan dan permohonannya yang tak mungkin ditarik ulur lagi kebelakang kenyataan hidupnya. Akhirnya Andini hanya mampu pasrah,
“ kenapa aku dulu tidak mencoba sabar!” gumamnya menyalahkan dirinya sendiri.
Padahal kesabaran kini lebih menyelimuti dirinya dari menghadapi kenyataan baru yang hadir dalam kehidupannya. Dalam keadaan hamil dan harus merasakan bagaimana pedihnya melihat sang madu hamil bersamaan dengannya, rasa ketakutan akan perhatian dan kasih sayang berkurang dari suaminya sangat menghantuinya..
Allah maha besar, keikhlasan Andini telah teruji, walau dalam keadaan telah hamil, Ia menyadari dengan cara inilah jalan yang telah mempertemukan cinta lain untuk sang suami, dengan membaginya kepada wanita lain. Walau berat dijalani tapi keimanannya telah menyadarkannya ia untuk menerima kehendak-Nya dari takdir yang telah ditentukan-Nya. Dengan jalan apapun takdir sudah berkehendak , bahwa Andini harus dimadu. Sungguh cinta yang tulus dan ilkhlas telah dipersembahkannya untuk sang suami tercinta,
akh… Andini semoga benih keikhlasan yang kau tuai akan menjadikan bunga yang indah di syurga dialam kekekalan yang abadi.